Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno mengatakan bahwa saat ini terdapat permintaan tambahan batu bara untuk India. Hal tersebut seiring dengan menipisnya pasokan emas hitam untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di sejumlah daerah di negara tersebut.
"Lewat trader yang ada mereka meminta untuk meningkatkan tapi Indonesia meningkatkan produksi ini tak semudah yang dibayangkan karena harus merubah RKAB yang harus disetujui pemerintah," katanya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Baca Juga: Ekspor Jawa Barat Desember 2023 Merosot, Diduga Ini Faktor Pemicunya
Di samping itu, pemerintah juga harus menjaga keseimbangan antara cadangan batu bara dengan kebutuhan yang ada saat ini. Apalagi ditambah kondisi cuaca yang saat ini terjadi cukup menyulitkan bagi pengusaha tambang untuk menggenjot produksi.
"Dari Indonesia juga mengalami penurunan sehubungan dengan La Nina atau perubahan cuaca yang sangat ekstrim tapi sementara Indonesia masih tetap bisa memenuhi permintaan batu bara India sesuai dengan permintaan yang sudah ditandatangani," ujarnya.
Untuk diketahui, dari target produksi batu bara tahun ini yang sudah dipatok sebesar 625 juta ton. Setidaknya 12-15% dialokasikan untuk India, sementara 50% untuk ekspor ke China.
Baca Juga: Ekspor Korea Selatan Naik 18%, Pertanda Perdagangan Global Pulih?Kata Kunci : Nilai ekspor batu bara Indonesia ke luar negeri